Panas China dan Taiwan membuat Presiden Xi Jinping buka suara. Ia meminta militer bersiap untuk perang sebenarnya.
“Memperkuat pelatihan militer yang berorientasi pada pertempuran yang sebenarnya” katanya ke angkatan bersenjata China (PLA), sebagaimana dilaporkan CCTV, dimuat AFP, Rabu (12/4/2023).
Komentar Xi ini terungkap dalam inspeksi angkatan laut China Selasa. Ini dilakukan tak lama setelah China melakukan tiga hari latihan militer besar-besaran yang dilakukan untuk”memblokade” Taiwan.
China murka akibat kedatangan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen minggu lalu ke Amerika Serikat (AS). Di mana Tsai bertemu dengan sekelompok anggota parlemen bipartisan, termasuk Ketua DPR AS, Kevin McCarthy.
“Dengan tegas mempertahankan kedaulatan teritorial dan kepentingan maritim China, dan berusaha untuk melindungi stabilitas perifer secara keseluruhan,” usar Xi menurut CCTV lagi.
Sebelumnya latihan militer dilakukan China sejak Sabtu hingga Senin. Latihan melibatkan kapal induk Shandong, kapal perang, jet tempur, dan bomber H-6.
Sebuah video juga dirilis di akun WeChat-yang menunjukkan sebuah pembom H-6 terbang di tempat yang disebutnya sebagai langit utara Taiwan. Terdapat pula potongan suara yang diyakini dari pilot militer yang bertugas.
“Rudal dalam kondisi baik,” kata sebuah suara menunjukkan gambar dari kokpit.
“Nyalakan radar pengontrol tembakan, kunci target,” kata suara lain, menunjukkan gambar rudal di bawah sayap pesawat.
Gambar kemudian menunjukkan seorang pilot menyiapkan tombol kontrol tembakan untuk apa yang digambarkannya sebagai “serangan simulasi”. Lalu kemudian pilot menekan tombol tersebut, meskipun tidak menunjukkan adanya rudal yang ditembakkan.
Dalam pernyataan terbaru Rabu dikutip The Guardian, Tsai Ing Wen memberikan komentar keras ke China. Tsai mengatakan pertemuannya dengan McCarthy menunjukkan komitmen Taipei untuk mempertahankan demokrasi dalam menghadapi “ekspansi otoriter yang berkelanjutan”.
“Melalui perjalanan ini kami kembali mengirimkan pesan kepada komunitas internasional bahwa Taiwan bertekad untuk melindungi kebebasan dan demokrasi yang mendapat pengakuan dan dukungan dari mitra demokrasi kami,” katanya kepada anggota parlemen Kanada yang sedang berkunjung di kantornya di Taipei.
Dikutip CNN International, Menteri Luar Negeri Taiwan Joseph Wu mengutuk tindakan Beijing dalam wawancara eksklusif. Ia memperingatkan bahwa “China tampaknya memang berusaha bersiap untuk melancarkan perang melawan Taiwan”.
“Lihatlah latihan militer, dan juga retorika mereka, mereka tampaknya berusaha bersiap untuk melancarkan perang melawan Taiwan,” kata Wu.
“Pemerintah Taiwan memandang ancaman militer China sebagai sesuatu yang tidak dapat diterima dan kami mengutuknya,” tambahnya.
China menganggap Taiwan bagian dari negaranya. AS sendiri, meski tak mengakui Taiwan sebagai negara karena konsep satu China, merupakan pendukung utama pulau itu.
Secara ekonomi sebenarnya, Taiwan bergakung China. Mengutip data statista.com, nilai ekspor barang dari Taiwan ke China dalam lima tahun terakhir 2017-2021 terus meningkat.
Pada 2017, nilai ekspor Taiwan ke China mencapai US$88,75 miliar. Angka itu terus bertambah pada 2018 menjadi senilai US$96,5 miliar.
Nilai ekspor Taiwan ke China sempat turun tipis pada 2019 senilai US$91,79 miliar. Namun kembali melonjak pada 2020 menjadi sebesar US$102,45 miliar.
Kemarahan China ini sempat juga terjadi kala Ketua DPR AS sebelumnya Nancy Pelosi datang ke Taipe 2022. Selain mengerahkan latihan militer, China mengharamkan impor jeruk, kerang, ikan beku makarel, termasuk gula, biskuit, hingga roti dari Taiwan.