Keterbatasan jumlah pesawat sempat jadi isu yang mencuat di awal masa transisi pelonggaran aktivitas kala pandemi Covid-19 di Indonesia. Kini, isu keterbatasan pesawat kembali jadi sorotan karena calon pemudik musim libur Lebaran tahun ini diprediksi bakal meningkat.
Namun, hal itu tak membuat maskapai khawatir.
“Jumlah pesawat saat ini relatif sudah bertambah, armada dari maskapai-maskapai kita dibandingkan tahun yang lalu walaupun belum pulih seperti sebelum pandemi 2019 yang lalu,” kata Sekretaris Jenderla INACA (Indonesia National Air Carriers Associtaion) Bayu Sutanto kepada CNBC Indonesia, Rabu (12/4/2023).
Jumlah armada untuk Lebaran tahun ini setidaknya tersedia 412 pesawat. Padahal sebelum pandemi jumlahnya mencapai 600-an pesawat.
Namun, maskapai tidak menjadikan pinjaman ke leasing sebagai opsi.
“Gak ada idle pesawat di maskapai lain. Pinjaman ke leasing tidak mungkin karena carry over outstanding financial saat pandemi yang lalu,” ujar Bayu.
Adapun tahun lalu jumlah penumpang pesawat ada di angka 3.097.628 penumpang baik domestik maupun internasional. Sedangkan perkiraan penumpang di Lebaran 2023 mencapai 4.479.688 penumpang.
“Menurut saya tidak akan terjadi masalah karena armada yang ada dioptimalkan sesuai dengan peningkatan permintaan saat arus mudik atau arus balik nanti,” katanya.
“Yang mungkin perlu diperbaiki adalah penambahan jam operasi bandara-bandara tertentu sehingga bisa menampung utilisasi jam terbang pesawat lebih optimal selama musim libur Lebaran ini,” ujar Bayu.
Seperti diketahui, berkurangnya jumlah pesawat milik maskapai RI disebabkan pandemi yang melanda sepanjang 2020 – 2022 kemarin. Di mana banyak pesawat yang ditarik dan dikembalikan oleh lessor imbas berkurangnya pendapatan maskapai, sebagai salah satu langkah efisiensi.
Jumlah penumpang pesawat pada periode mudik ini akan meningkat. Dalam skenario moderat di periode mudik Lebaran tahun ini mencapai 3,3 juta penumpang.
Namun Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin melihat keterbatasan jumlah pesawat ini belum akan menjadi masalah periode mudik pada tahun 2023 ini. Menurutnya dari maskapai sudah ada melakukan perhitungan.
“Harusnya gak karena hitungan sudah diprediksi dari sekarang. angka itu muncul dari penjualan tiket, lalu muncul angka seat capacity, lalu dikorelasi kebutuhan pesawat. lalu rotas pesawat antar bandara. mereka pasti hitung,” timpal Awaluddin kepada CNBC Indonesia.