Jangan Kaget, Ternyata “Cuma” Segini Modal BUMN Baterai RI

INFOGRAFIS, 4 BUMN Collabs Bikin Holding Baterai

Pemerintah resmi membentuk Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Baterai, PT Industri Baterai Indonesia (IBI) atau dikenal dengan Indonesia Battery Corporation (IBC) pada 2021 lalu.

Adapun pembentukan Holding BUMN Baterai ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem rantai pasok baterai kendaraan listrik di Indonesia.

Direktur Indonesia Battery Corporation (IBC) Toto Nugroho menjelaskan IBC sendiri dimiliki oleh gabungan empat perusahaan pelat merah, yakni Holding BUMN Tambang MIND ID, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), PT PLN (Persero), dan PT Pertamina (Persero).

Lantas, berapa modal awal yang dikeluarkan untuk membentuk Holding BUMN Baterai ini?

Toto menyebut, IBC ini dibentuk dengan modal awal sebesar Rp 192 miliar.

“Jadi sebenarnya dari pemegang saham itu kami diberi modal awal waktu itu total Rp 192 miliar. Setelah itu, dibagi ke-4 pemegang saham,” kata Toto dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Rabu (12/4/2023).

Menurut Toto, karena nantinya pendanaan akan lebih banyak dari partner bisnis, maka IBC tidak menggunakan modal awal tersebut untuk mengembangkan proyek baterai kendaraan listrik. Proyek baterai kendaraan listrik menurutnya mayoritas akan dibiayai oleh investasi dari para mitra perusahaan.

“Tentunya untuk baterai kendaraan listrik dari luar (investor asing), kalau kendaraan listrik (Gesits) milik kita,” ujarnya.

Seperti diketahui, dalam induk usaha gabungan tersebut, MIND ID bersama Antam bertindak sebagai penyedia bijih nikel untuk bahan baku utama pembuatan baterai. Pertamina menjalankan bisnis manufaktur produk hilir meliputi pembuatan battery cell dan lainnya.

Sementara, PLN akan menyediakan infrastruktur Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) dan lain sebagainya. Porsi kepemilikan saham masing-masing BUMN tersebut adalah sebesar 25%.

Tak tanggung-tanggung, IBC bahkan bakal mengantongi investasi senilai US$ 15 miliar atau sekitar Rp 225 triliun (kurs Rp 15.000) dari hasil kerja sama dengan dua raksasa baterai dunia. Keduanya adalah PT Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd. (CBL) asal China dan LG Energy Solution (LGES) asal Korea Selatan.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*